Senin, 07 Agustus 2017

Pentingnya Al Qur'an

METODE RUMAH QUR’ANI, PENGENALAN DAN PEMAHAMAN AL-QUR’AN BAGI SISWA TPA
SITI ZAKIA, S.Pd


Abstrak
Anak adalah amanah dari Allah SWT. Amanah ini harus dipelihara secara baik dan terus menerus dengan memberinya pendidikan yang baik dan benar. Salah satu pekerjaan pendidik yang harus mendapatkan perhatian serius adalah mencari metode yang tepat untuk mengajarkan Al Qur’an kepada anak-anak usia dini. Anak perlu ditumbuhkan rasa cinta terhadap AlQur’an melalui suatu metode yaitu metode rumah qur’ani. Prinsip utama dalam pengajaran Al Qur’an dengan menggunakan metode Qur’ani meliputi motivasi, tidak adanya pemaksaan terhadap anak, melakukan kegiatan yang menyenangkan bagi anak, dimulai dengan ayat-ayat yang mudah dipahami, serta keteladanan dari orangtua dan guru karena metode ini memiliki tiga domain pembelajaran yaitu permainan, cerita dan isyarat tangan. Metode yang dipakai dalam rumah Qur’ani ditujukan untuk memberikan kenangan indah kepada anak-anak terhadap Al Qur’an. Sehingga anak-anak mengenal dan memahami Al Qur’an sejak dini dan akan membentuk pribadi yang berakhlak Qur’ani serta memberikan manfaat bagi dirinya, keluarga, agama dan negara di masa yang akan datang. Metode yang tepat dalam mengenalkan metode rumah Qur’ani adalah dengan metode classroom action research melalui tiga siklus dengan tahapan Planning, action, observation dan reflection. Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan metode Rumah Qur’ani sangat efektif dalam pengenalan dan pemahaman Al-Qur’an bagi siswa TPA.
Kata Kunci : Metode Rumah Qur’ani, Al Qur’an, Siswa TPA

A.      Pendahuluan
Anak adalah individu yang membutuhkan bimbingan dan arahan didalam proses menemukan jati diri dan pembentukan karakternya. Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Pada umumnya karakter yang dimiliki anak normal yaitu profilnya konsisten, berpikinya logis, mampu memprediksi sesuatu serta memiliki keterampilan sosial. Selain karakter anak terbentuk maka perlahan-lahan akan tampak perubahan pada setiap perkembanagn anak.
Anak adalah amanah dari Allah SWT. Tidak semua orang mendapatkan anugerah ini, kecuali hanya orang-orang yang dikehendaki-Nya. Amanah ini harus dipelihara secara baik dan terus menerus dengan memberinya pendidikan yang baik dan benar. Seorang pendidik harus belajar bagaimana memberikan hak dan kewajibannya dengan baik. Ia harus mengetahui perkembangan-pekembangan baru tentang metode dan media pendidikan yang baik, sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Salah satu pekerjaan pendidik yang harus mendapatkan perhatian serius adalah menemukan metode yang tepat untuk mengajarkan Al Qur’an kepada anak-anak usia dini. Mengajarkan Al Qur’an adalah salah satu dasar pendidikan Islam, sehingga anak-anak dapt tumbuh berdasarkan fitrahnya dan hati mereka dituntun oleh hikmah sehingga mampu membendung polusi kesesatan dan keruhnya kemaksiatan.
Mempelajari Al Qur’an dapat memberikan pengaruh baik terhadap diri seseorang, jika dilakukan dengan sunguh-sungguh dan menggunakan metode/cara yang bisa membuat anak mencintai Al Qur’an. Mengajarkan Al Qur’an dengan cara yang tepat tidak hanya membuat anak cinta terhadap Al Qur’an tetapi juga meningkatkan kemampuan anak untuk mengingat dan memahami isi Al Qur’an.
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mengenalkan dan memberi pemahaman Al Qur’an kepada ank usia dini adalah dengan metode Rumah Qur’ani yaitu mengenalkan dunia Al Qur’an yang menyenangkan kepada anak-anak dan membuat mereka menghayati makna serta bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam metode ini, ada empat lanngkah yang dapat digunakan, antara lain : (1) permainan yang sesuai dengan penerapan sehari-hari ayat. Permainan ini mengajarkan konsep sebab-akibat dari makna ayat yang dimaksud. (2) menyampaikan cerita yang merupakan kesimpulan dari permainan. Melalui cerita, makna ayat yang diajarkan akan lebih terjelaskan kepada anak. (3) penggunaan isyarat tangan yang disesuaikan denngan konteks budaya dan bahasa indonesia. (4) pendinginan (cooling down) diperlukan untuk menurunkan energi emosi anak, agar tidak menguras tenaganya saat pulang kerumah. (Dina Y Sulaeman : 2007)
Metode yang dipakai dalam rumah Qur’ani ditujukan untuk memberikan kenangan indah kepada anak-anak terhadap Al Qur’an. Sehingga anak-anak dapat megenal dan memahami Al Qur’an sejak dini sehingga dapat terbentuk pribadi yang berakhlak Qur’ani serta memberikan manfaat bagi dirinya, keluarga, agama dan negara di masa yang akan datang.


 

Artikel selengkapnya dapat dilihat pada link berikut :

Rabu, 26 Juli 2017

Education









MyClub dan Generasi Muda Islami

Peran Myclub Dalam Mewujudkan Generasi Islam yang Berwawasan Intelektual dan Berkarakter Islami di Kota Tebing Tinggi


Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu bangsa. Hal ini bersentuhan dengan  Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu pendidikan diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sehingga dapat mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh satu bangsa. Pendidikan bertugas mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab setiap warga negara agar menjadi sumber daya manusia yang siap bersaing di dalam kehidupan bermasyarakat dan kehidupan global. Pendidikan tidak hanya membutuhkan peran serta para pendidik dan tenaga kependidikan. 

Namun juga wadah lain yang dapat mendukung terwujudnya generasi muda khususnya generasi muda islam yang berwawasan intelektual serta berkarakter islami. Generasi muda adalah kekuatan sekaligus kebanggaan suatu umat atau negara. Untuk mengetahui nasib masa depan sebuah umat atau sebuah bangsa adalah dengan melihat generasi muda saat ini. Bila generasi mudanya baik, maka masa depan umat dan bangsa tersebut adalah baik. Sebaliknya bila generasi mudanya rusak maka masa depan umat dan bangsa itu adalah suram. Pemuda adalah unsur terpenting dalam sebuah Negara, untuk melihat maju atau mundurnya suatu Negara bisa kita lihat melalui tingkat keilmuan dan keimanan generasi muda Negara tersebut. Oleh sebab itu Islam sangat memperhatikan pendidikan agama bagi generasi muda, baik segi keilmuan maupun keimanan.

Pelajar dan generasi muda merupakan sebuah aset yang strategis dalam membangun sebuah peradaban. Kondisi pelajar yang sangat strategis dalam piramida sosial masyarakat menuntut perhatian yang tidak sedikit mengingat saat ini pelajar berada dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Pelajar merupakan sasaran yang sangat menjanjikan bagi pengedar narkoba, terjebak dalam aktivitas yang mengarah pada vandalisme, seks bebas, tawuran dan berbagai kerusakan yang mewarnai kehidupannya. Sementara itu pelajar lah yang kita harapkan untuk melanjutkan peradaban ini. Dunia informasi dan telekomunikasi yang canggih telah membuat sebagian generasi muda kita terombang-ambing dalam berbagai arus globalisasi pemikiran dan kemaksiatan. Karena kemajuan informasi dan telekomunikasi tersebut tidak dibarengi dengan kemajuan pemahaman keagamaan dan pendidikan moral. Sehingga nilai-nilai negatif dari arus globalisasi sangat mudah menenggelamkan generasi muda ke dalam lautan kesesatan dan kemaksiatan yang tidak berujung. Para penjaja kesesatan dan kemaksiatan menawarkan dagangan mereka melalui berbagai media informasi dan telekomunikasi. 

Banyak generasi muda kita yang tergiur dan tertipu dengan slogan-slogan pedagang kesesatan dan kemaksiatan tersebut. Tanpa disadari mereka telah terjerumus ke dalam berbagai lembah kehinaan dan kenistaan. Saat ini kondisi remaja islam sungguh memprihatinkan, berdalih pada perkembangan zaman mereka menggadaikan nilai-nilai islam yang seharusnya dijaga dan dilaksanakan sesuai dengan tuntutannya. Bahkan sebagian dari mereka menutupi keislamannya agar dapat mengikuti tren kehidupan metropolitan. Sangat jarang dijumpai remaja islam yang mau membaca AlQur’an di masjid, mushola maupun ditempat umum lainnya. Bahkan di lingkungan sekolah, sulit ditemui siswa muslim/muslimah yang mau berkumpul di mushola untuk membahas kajian islam atau sejenak melakukan sholat jama’ah serta bertadarus. Bahkan organisasi ROHIS yang ada di dalam sekolah pun tidak banyak berperan serta dalam mengembangkan islam didalamnya, dan hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya dukungan dari pihak sekolah terhadap kegiatan Rohis, kurangnya ketertarikan para remaja islam terhadap organisasi islam dan kegiatan keislaman yang tercakup didalamnya. Serta beberapa faktor lainnya. Sehingga hal ini membutuhkan perhatian yang mendalam dari semua pihak.

Tebing Tinggi merupakan kota yang sangat mendukung terhadap kemajuan pendidikan. Kota Tebing Tinggi ini termasuk daerah yang pendidikannya sudah cukup baik bila dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera Utara. Namun perlu upaya lain agar proses pendidikan yang setiap hari dilakukan oleh para pendidik dapat menghasilkan para pelajar yang tidak hanya cerdas dan terampil saja, namun harus dibarengi dengan memiliki karakter yang unggul juga karakter islami bagi para remaja islam. Agar hal ini dapat dicapai, haruslah dimulai dari pelaksana proses pendidikan yakni kepala sekolah dan guru-guru, Juga didukung oleh wadah lain yang mampu menjadikan pendidikan lebih berkualitas sehingga dapat melahirkan generasi muda yang berwawasan intelektual serta berkarakter. Tebing tinggi memberi tempat bagi semua pihak yang mau memberikan sumbangsih terhadap pendedidikan generasi muda, begitu juga terhadap perkembangan pendidikan yang bernuansa islami. 

Salah satu wadah yang diberi dukungan oleh pemerintah Tebing Tinggi adalah organisasi islam MyClub (Moslem Youth Club). Organisasi ini diharapkan dapat membantu mewujudkan remaja islam yang berwawasan intelektual dan berkarakter islami dengan cara bersosialisasi dan merangkul ROHIS di setiap sekolah, juga bekerjasama dengan pihak sekolah termasuk pendidik untuk terlibat langsung dalam kegiatan keislaman di sekolah. Tidak hanya mendukung kegiatan ROHIS sekolah, MyClub juga merintis organisasi islam khusus untuk para pelajar di kota Tebing Tinggi yaitu MSO (Muslim Student Organization). Organisasi ini dirintis untuk dapat saling bekerjasama dan berintegrasi dalam mengatasi atau meminimalkan masalah kenakalan remaja yang terjadi saat ini, khususnya di Kota Tebing Tinggi. Dengan demikian, terciptalah generasi yang siap terjun di dunia dakwah, dan juga memunculkan nilai-nilai ISLAM di kehidupannya sehari-hari.

Moslem Youth Club (MY-CLUB) adalah sebuah lembaga yang merupakan wujud nyata kepedulian orang-orang yang konsen pada masalah pelajar dan generasi muda. MY-CLUB memberikan sebuah tawaran solusi penyelamatan generasi muda. MY-CLUB hadir dalam program-program yang bersifat pembentukan karakter sebuah generasi yang produktif dan intelektual religius. Sesuai dengan namanya MY-CLUB (Moslem Youth Club) juga merupakan sebuah lembaga yang konsen dalam pelstarian dan penanaman nilai-nilai Islam dalam setiap sisi kehidupan. Hal ini disadari oleh karena Islam dan kehidupan di alam ini sangat memiliki keterkaitan yang merupakan satu kesatuan ciptaan Allah SWT, sehingga tidak ada alternatif yang terbaik bagi organisasi ini untuk tidak menggunakan Islam sebagai sumber referensi.

MY-CLUB sendiri mempunyai tujuan mewujudkan generasi muda yang mempunyai kompetensi imani (ketaqwaan dan moralitas), kompetensi ilmi (intelektualitas dan keilmuan), kompetensi fanni–jasadi (keterampilan dan jasmani), serta kompetensi sya’bi-siyasi (sosial kemasyarakatan dan politik). Banyak hal nyata yang telah dilakukan oleh My-Club dalam mewujudkan remaja islam yang berwawasan intelektual dan berkarakter islami, diantaranya adalah :

·         Mentoring (kajian Islam berkala)
·     Pelatihan Keterampilan secara tematik seperti Kepemimpinan, manajemen, life skill, dan   lain-lain.
·         Bimbingan belajar alternatif
·         Upaya penghimpunan dan penyaluran bea siswa yang kurang mampu dalam ekonomi.
·      Upaya advokasi dan penyuluhan tentang hukum dan kesehatan kepada pelajar tentang hak-  hak pelajar sebagai anggota masyarakat dan  warga negara
·         Pengadaan media informasi
·         Pembinaan bakat seni dan olahraga
·     Proyek pengelolaan kegiatan pelajar seperti Pesantren Kilat, camping, tafakur alam, dan    lain-lain.














Melalui kegiatan-kegiatan inilah diharapkan semua pihak mampu bersinergi untuk dapat mewujudkan generasi islam yang memiliki wawasan intelektual dan berkarakter islami sehingga bisa terhindar dari lembah kesesatan yang setiap saat mengancam kehidupan para generasi muda islam. Karena mengisi masa muda dengan segala aktivitas baik keilmuan maupun keimanan telah dipesankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabda Beliau:


Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)

Dari hadits ini dapat kita simpulkan betapa pentingnya masa muda untuk dipergunakan dalam segala hal yang positif. Karena di masa muda kadaan tubuh seorang manusia dalam masa yang sangat sempurna dalam segala hal, baik dari segi fisik maupun kekuatan intelegensia, begitu juga dalam hal menghadapi tantangan dan rintangan.

Maka selayaknyalah para generasi muda untuk benar-benar menyadari betapa penting usia muda mereka. Bahwa usia muda adalah saatnya untuk menggali dan mengembangkan segala potensi dirinya dalam mencari ilmu dan pengetahuan yang sesungguhnya, baik hal duniawi maupun ukhrawi.





English Version


Myclub's Role in Achieving Islamic Generation with 

Intellectual and Islamic Ideals in Tebing Tinggi



Education is an important factor in the progress of a nation. This is in conjunction with Law Number 20 Year 2003 on National Education System which states that national education is functioning to develop the ability and form the character and civilization of dignified nation in order to educate the nation. Therefore education is expected to produce human resources quality so as to develop all the potential that is owned by one nation. Education is in charge of developing awareness and responsibility of every citizen to become a human resource ready to compete in the life of society and global life. Education requires not only the participation of educators and education personnel. But also other institutions that can support the realization of the young generation, especially the young generation of Islam with intellectual insight and Islamic character. The young generation is the strength and pride of a people or a nation. To know the future fate of a people or a nation is to see the young generation today. If the young generation is good, then the future of the people and the nation is good. Conversely, if the young generation is broken then the future of the people and the nation is bleak. Youth is the most important element in a State, to see the forward or retreat of a State we can see through the level of science and faith of the young generation of the country. Therefore Islam is very concerned about religious education for the younger generation, both in terms of science and faith.

Students and the young generation is a strategic asset in building a civilization. The very strategic learner condition in the social pyramid of society demands a lot of attention considering the students are now in a very sad state. The learner is a very promising target for drug dealers, trapped in activities that lead to vandalism, free sex, brawls and various damages that color his life. Meanwhile it is the students who we expect to continue this civilization. The world of information and sophisticated telecommunications has made some of our younger generation vacillate in various currents of globalization of thought and disobedience. Because the progress of information and telecommunications is not accompanied by the progress of religious understanding and moral education. So the negative values ​​of the current globalization is very easy to drown the younger generation into the ocean of perversity and endless disobedience. The vendors of misguidance and disobedience offer their merchandise through various information and telecommunications media. Many of our younger generation are tempted and deceived by the slogans of merchant misguidance and disobedience. Without realizing it they have fallen into various valleys of humiliation and contempt. Currently the condition of Islamic adolescents is very apprehensive, arguing on the development of their era of mortgaging Islamic values ​​that should be maintained and executed in accordance with the demands. Even some of them cover their Islam in order to follow the trend of metropolitan life. Very rarely encountered Islamic teenagers who want to read AlQur'an in mosques, mosque or other public places. Even in the school environment, difficult to find Muslim students / muslimah who want to gather in the mosque to discuss the study of Islam or for a moment to pray jama'ah and bertadarus. Even the ROHIS organization within the school does not have much participation in developing Islam in it, and it is caused by factors such as lack of support from the school against Rohis activities, lack of interest among Islamic adolescents against Islamic organizations and Islamic activities covered therein. As well as several other factors. So this requires a deep attention from all parties.

Tebing Tinggi is a city that strongly supports the progress of education. The city of Tebing Tinggi is an area whose education is quite good when compared with other areas in North Sumatra. But other efforts need to be educational process that is done every day by the educators can produce students who are not only smart and skilled course, but must be coupled with a superior character as well as Islamic character for young Muslims. In order for this to be achieved, it must be started from the education processors, principals and teachers, also supported by other forums that can make education more qualified so that it can give birth to a young generation with intellectual insight and character. The tall cliffs provide a place for all who are willing to contribute to the education of the younger generation, as well as to the development of Islamic education. One of the containers supported by the Tebing Tinggi government is the Islamic organization MyClub (Moslem Youth Club). This organization is expected to help realize Islamic adolescents with intellectual insight and Islamic character by socializing and embracing ROHIS in every school, also cooperate with school party including educator to be directly involved in Islamic activities in school. Not only support the school's ROHIS activities, MyClub also pioneered a special Islamic organization for students in the Tebing Tinggi township of MSO (Muslim Student Organization). This organization was pioneered to be able to work together and integrate in overcoming or minimizing the problem of juvenile delinquency that happened today, especially in Tebing Tinggi. Thus, created a generation that is ready to plunge in the world of da'wah, and also raises the values ​​of Islam in everyday life.

The Moslem Youth Club (MY-CLUB) is an institution that is a realization of the concerns of people who concentrate on the problems of students and young people. MY-CLUB offers an offer of young generation rescue solutions. MY-CLUB is present in programs that characterize a productive generation and religious intellectuals. As the name implies, MY-CLUB (Moslem Youth Club) is also an institution that concentrates on sustaining and growing Islamic values ​​on every side of life. This is realized because Islam and life in this realm have a relationship that is a unity of Allah SWT creation, so there is no best alternative for this organization not to use Islam as a reference source. MY-CLUB itself has the goal of realizing the young generation who have the competence of iman (ahaqwaan and morality), the competence of ilmi (intellectual and scientific), the competence of fanni-jasadi (skill and body), and the competence of sya'bi-siyasi (social and political society) . Many real things that have been done by My-Club in realizing Islamic adolescents with intellectual insight and Islamic character, such as:
  •         Mentoring (periodic Islamic studies)
  •         Skills training thematically such as Leadership, management, life skill, and others.
  •          Alternative learning guidance
  •          Attempts to collect and disburse scholarships for poor students in economics.
  •    Legal and health advocacy and education efforts to learners about the rights of learners as members of the community and citizens.
  •         Procurement of information media
  •         Coaching art and sports talent
  •         Project management of student activities such as Pesantren Kilat, camping, nature tafakur, and others.


Through these activities is expected that all parties are able to synergize to realize the generation of Islam that has the intellectual insight and Islamic character so that it can be avoided from the valley of apostasy that at all times threaten the lives of the younger generation of Islam. Because filling the youth with all activities both scientific and faith has been ordered by the Prophet sallallaahu 'alaihi wasallam in his words:



From Ibn 'Abbas, the Prophet sallallaahu' alaihi wa sallam said,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

"Take advantage of the five things before the five things: [1] Your youth before your time, [2] Your healthy time before your time of illness, [3] Your period before your imperial time, [4] Your spare time before your busy period, [5] ] (Al Hakim in Al Mustadroknya, said by Adz Dzahabiy in At Talkhish based on Bukhari-Muslim requirement.This hadith is said shohih by Shaykh Al Albani in Al Jami 'Ash Shogir)

From this hadith we can conclude how important the youth to be used in all things positive. For in the youth the body of a human being is in perfect times in all things, both in terms of physical and intellectual powers, as well as in the face of challenges and obstacles.

So it is appropriate for the young generation to really realize how important their young age is. That young age is the time to explore and develop all his potential in searching for real knowledge and knowledge, both worldly and ukhrawi.






Sabtu, 22 Juli 2017

Apa Pentingnya Mentoring ???

URGENSI MENTORING DALAM MEMBANGUN GENERASI MUDA YANG ISLAMI


Mentoring merupakan aktivitas yang biasa dilakukan di luar sekolah bersama musyrif. Suatu kumpulan atau kelompok kecil yang bersama-sama mengkaji ilmu-ilmu pengetahuan khususnya yang bersifat religius modern. Mereka bersama-sama membuat suatu komitmen yang akan mereka laksanakan. Aktivitas mentoring berupa transformasi ilmu dari mentor atau musyrif kepada para aktivis. Mentoring merupakan salah satu program kerja dari ROHIS.

Secara bahasa, mentoring berasal dari bahasa Inggris mentor yang artinya penasehat. Mentor adalah seorang  yang penuh kebijaksanaan, pandai mengajar, mendidik, membimbing, membina, melatih, dan menangani oranglain, maka perkataan mentor hingga kini digunakan dalam konteks pendidikan, bimbingan, pembinaan, dan latihan. Secara istilah, ada beberapa definisi mentoring yang berbeda satusama lain, diantaranya adalah Shahizan Hasan dan Tsai Chen Chien mendefinisikan mentoring sebagai proses yang menggunakan berbagai aspek termasuk kemahiran oleh orang yang berpengalaman melalui bimbingan,pendidikan dan latihan kepada remaja bagi tujuan pembelajaran. Parsloe dan Wray, mendefinisikan mentoring sebagai proses yang menyokong danmenggalakkan seseorang supaya pembelajaran berlaku. Clutterbuck mengatakan, mentoring juga mencakup aspek melatih, membimbing, konseling dan ikatan kerjasama dengan individu lain. 

Anderson dan Russell, menyatakan bahwa mentoring merupakan pembentukan komunitas yang memerlukan kepercayaan dan perasaan ambil berat mengenai masa depan remaja. Ia juga adalah perkongsian antara pengetahuan dan kemahiran pribadi dengan remaja. M. Ruswandi dan Rama Adeyasa, menyatakan bahwa mentoring merupakan salah satu sarana pembinaan Islami (Tarbiyah Islamiyah) yang di dalamnya ada proses belajar mengajar yang berorientasi pada pembentukan karakter dan kepribadian Islam. Jadi secara umum mentoring merupakan kegiatan pendidikan yangmencakup di dalamnya tentang mengajar, mendidik, melatih, dan membinayang dilakukan dengan pendekatan saling nasehat-menasehati yang didalamnya terdapat rasa saling mempercayai satu sama lain antara dua pelaku utama yaitu mentor (penasehat utama dalam kelompok mentoring) dan mentee(peserta mentoring). Arti saling nasehat-menasehati itu adalah saling memberikan perhatian hati terhadap yang dinasehati yang bertujuan untuk kebaikan dan dilakukandengan cara mengikuti apa-apa yang dicintai Allah. 

Pendekatan saling nasehat-menasehati tersebut sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah dalam firmanNya yang berbunyi :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehatmenasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al-Ashr : 1-3)

Dari penjelasan di atas, maka nasehat-manasehati merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap muslim, oleh karena itu saling menasehati diterapkan dalam kegiatan mentoring. Pendekatan saling menasehati dalam kegiatan mentoring bertujuan untuk menciptakan suasana saling belajar, saling mempercayai, serta saling memberi pengalaman dan kebaikan yang nantinya akan memberikan perubahan ke titik yang lebih baik yakni sebuah kepribadian Islam yang menyatu dalam kehidupan sehari- hari para remaja.

Mentoring merupakan metode yang efektif dalam sebuah pembelajaran karena hanya merupakan kelompok kecil di mana pengawasan terhadap satu anggota akan lebih mudah digunakan. Mentoring bertujuan untuk membina keislaman, keimanan dan ketakwaan para anggotanya. Dalam kegiatan mentoring, proses pembinaan dilakukan oleh seorang mentor terhadap sebuah kelompok yang terdiri dari 7 hingga 12 orang secara intensif seminggu sekali. Mentor dalam hal ini berfungsi sebagai guru, teman, kakak, dan bahkan orang tua kedua bagi para binaannya yang pada umumnya disebut mentee.

Metode mentoring muncul disebabkan kurangnya pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah – sekolah umum. Dalam seminggu, peserta didik hanya disediakan waktu lebih kurang 90 menit untuk mendapatkan pengetahuan agama yang seharusnya menjadi pondasi kehidupan mereka. Waktu yang sangat singkat lebih banyak diisi dengan teori-teori tanpa tindakan untuk membentuk karakter peserta didik yang menjadikan agama sebagai hal nomor satu dalam kehidupan mereka.

Padahal dalam proses pendidikan, hal paling penting ialah bagaimana agar peserta didik mampu bersikap dengan baik dan sesuai dengan tuntutan agama. Tentunya waktu 90 menit tidak cukup untuk itu. Dengan kata lain, mentoring juga merupakan kegiatan untuk menambah pengetahuan keagamaan yang disampaikan dengan cara – cara yang menarik dan menyenangkan ( tidak monoton hanya dengan ceramah ). Mentoring juga pernah dilakukan oleh Rasulullah bersama para sahabatnya. Sehingga hal tersebut dapat dijadikan contoh tauladan yang baik bagi umat islam khususnya bagi para generasi muda agar dapat menjadi generasi muda yang islami.








English Version


THE URGENCY OF MENTORING  IN DEVELOPING ISLAMIC YOUNG GENERATION


Mentoring is an activity that is usually done outside school with musyrif. A collection or a small group that together examines the sciences especially those of a modern religious nature. They together make a commitment that they will carry out. The mentoring activity is the transformation of knowledge from the mentor or musyrif to the activists. Mentoring is one of the work programs of ROHIS.

Language, mentoring comes from an English mentor which means advisor. Mentor is a person who is full of wisdom, good at teaching, educating, guiding, coaching, coaching, and handling other people, so the mentor's words are now used in the context of education, guidance, coaching and practice. In term, there are several different mentoring definitions, among others, Shahizan Hasan and Tsai Chen Chien define mentoring as a process that uses various aspects including skills by experienced people through guidance, education and training for adolescents for learning purposes. Parsloe and Wray, defines mentoring as a process that supports and promotes a person to make learning work. Clutterbuck said, mentoring also includes aspects of training, guiding, counseling and bonding cooperation with other individuals. Anderson and Russell, stated that mentoring is the formation of a community that requires the confidence and feelings of heavy take on the future of adolescents. It is also a partnership between personal knowledge and proficiency with teenagers. M. Ruswandi and Rama Adeyasa, stated that mentoring is one of the means of Islamic development (Tarbiyah Islamiyah) in which there is a teaching-learning process oriented to the formation of Islamic character and personality. So in general mentoring is an educational activity that includes teaching, educating, training and fostering with a mutual counseling approach in which there is mutual trust between two main actors: mentor (main mentor mentoring counselor) and mentee (Mentoring participants). The meaning of mutual counseling is to give each other careful attention to the advised aims for good and dilakukand how to follow what is loved by God. This approach of counseling is in accordance with what God has commanded in His word which reads:

"For the sake of time. Indeed, man is truly in loss. Except those who believe and do righteous deeds and counsel who should adhere to the truth and counsel admonish in order to endure patience. "(Surat al-Ashr: 1-3)

From the explanation above, then the advice-manasehati is a thing to be done by every Muslim, therefore advising each other is applied in the mentoring activities. A mutual advising approach in mentoring aims to create an atmosphere of mutual learning, mutual trust, and mutual experience and goodness that will provide a change to a better point that is an Islamic personality that blends in the daily lives of teenagers.

Mentoring is an effective method of learning because it is only a small group where monitoring of one member is easier to use. Mentoring aims to foster the Islamic, faith and piety of its members. In mentoring activities, the mentoring process is done by a mentor to a group consisting of 7 to 12 people intensively once a week. Mentors in this case function as teachers, friends, older siblings, and even second parents for the mentors who are generally called mentee.

The mentoring method arises due to the lack of Islamic education lessons in public schools. Within a week, learners are provided only 90 minutes to gain the religious knowledge that should be the foundation of their lives. A very short time is filled with non-action theories to characterize learners that make religion the number one thing in their lives.


Whereas in the education process, the most important thing is how to make the students able to behave properly and in accordance with the demands of religion. Surely 90 minutes is not enough for that. In other words, mentoring is also an activity to increase the religious knowledge delivered in interesting and fun ways (not monotonous with lectures only). Mentoring also been done by Rasulullah with his companions. So that it can be a good example of a role model for Muslims especially for the younger generation in order to become a younger generation who islami.